Ketika mendengar nama Yakuza, kebanyakan orang mungkin membayangkan gengster bertato penuh, dengan wajah serius dan senjata di tangan. Namun, Yakuza bukan hanya sekadar geng jalanan biasa. Mereka adalah organisasi kriminal yang terstruktur, dengan sejarah panjang dan kode etik yang jauh lebih kompleks daripada sekadar kekerasan. Sebagai penjelajah cerdas dan sedikit gokil, mari kita telusuri dunia Yakuza, yang ternyata lebih menarik dan berlapis dari yang kita bayangkan!
Siapa Sebenarnya Yakuza?
Yakuza, atau yang dikenal di Jepang sebagai boryokudan (kelompok kekerasan), adalah jaringan kejahatan terorganisir terbesar di Jepang. Akar mereka bisa ditelusuri hingga zaman Edo (1603–1868), saat para pedagang dan ronin (samurai tak bertuan) mulai membentuk kelompok untuk melindungi diri dan menjalankan bisnis ilegal. Mereka tumbuh dari kelompok pinggiran masyarakat menjadi kekuatan besar yang mengendalikan berbagai industri, termasuk perjudian, penyelundupan, hingga perdagangan manusia.
Yang membuat Yakuza unik adalah organisasi mereka yang sangat terstruktur, mirip dengan keluarga Mafia di Italia. Setiap anggota Yakuza tunduk pada hirarki ketat, dengan oyabun (bos) di puncak, yang dihormati seperti ayah oleh para anggotanya. Para anggota Yakuza harus menunjukkan loyalitas penuh kepada oyabun dan bersedia melakukan apa saja demi kepentingan kelompok, termasuk bertindak dalam kekerasan jika diperlukan.
Tato dan Ritual yang Penuh Makna
Yakuza terkenal karena tubuh mereka yang dipenuhi irezumi, tato tradisional Jepang yang dibuat dengan teknik kuno dan menyakitkan. Tapi, tato-tato ini bukan sekadar seni tubuh. Setiap gambar yang diukir di kulit mereka melambangkan kekuatan, keberanian, dan loyalitas terhadap kelompok. Namun, yang menarik, tato ini jarang ditunjukkan secara terang-terangan di depan umum. Yakuza menyimpannya sebagai lambang kehormatan yang hanya ditampilkan dalam situasi tertentu, seperti upacara inisiasi atau pertemuan penting.
Selain tato, Yakuza juga dikenal dengan ritual yubitsume, yaitu pemotongan jari kelingking sebagai bentuk permintaan maaf atau penyesalan. Jika seorang anggota Yakuza melakukan kesalahan, mereka harus memotong jari mereka sebagai simbol pengakuan kesalahan. Ritual ini sudah jarang dilakukan di era modern, tetapi tetap menjadi simbol kuat dari kedisiplinan dan pengorbanan dalam organisasi Yakuza.
Lebih dari Sekadar Kejahatan
Meski Yakuza dikenal sebagai kelompok kriminal, peran mereka dalam masyarakat Jepang lebih kompleks. Selama bertahun-tahun, Yakuza terlibat dalam kegiatan legal, seperti real estate, perusahaan konstruksi, dan bisnis hiburan. Mereka bahkan terlibat dalam bencana alam, seperti membantu masyarakat setelah gempa bumi Kobe 1995, di mana Yakuza turun ke jalan memberikan bantuan lebih cepat daripada pemerintah.
Mereka juga memegang peran penting dalam menjaga “keseimbangan” di dunia kriminal Jepang. Dalam beberapa hal, mereka dilihat sebagai “penjaga” di dunia bawah tanah, memastikan kejahatan tetap “terkendali” dan mencegah kelompok kriminal lain yang lebih liar masuk ke Jepang.
Yakuza di Era Modern
Saat ini, Yakuza menghadapi tantangan besar. Pemerintah Jepang semakin memperketat undang-undang anti-Yakuza, dan masyarakat mulai menolak kehadiran mereka. Namun, meski mengalami slot gacor penurunan kekuatan, Yakuza masih memiliki pengaruh kuat dalam banyak sektor bisnis dan tetap menjadi bagian penting dari lanskap sosial Jepang.
Jadi, Yakuza bukan sekadar gengster biasa. Mereka adalah organisasi yang berakar dalam budaya Jepang, dengan kode kehormatan yang ketat dan struktur yang rapi. Di balik citra kekerasan dan tato menakutkan, Yakuza adalah fenomena sosial yang unik, menjadikan mereka lebih dari sekadar kelompok kriminal—mereka adalah bagian dari sejarah Jepang yang tidak bisa diabaikan.